BUKAN CINTA BIASA
“K ristina masih tinggal di situ? Aku kok jarang melihatnya, ya?” tanya suamiku, sepulang kami dari subuhan di masjid kompleks. Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaannya. Sebagai wanita pekerja, Kris selalu berangkat pagi dan pulang malam. Menurut pengakuannya, ia bekerja sebagai sekretaris direktur. Wajar saja apabila jam kerjanya mengikuti aktivitas si bos. Beruntungnya, Kris masih lajang. Minggu pagi, 5 bulan yang lalu, aku dan Tiara -tetangga depan rumahku-, sedang belanja di tukang sayur keliling. Kris keluar dari rumahnya ikutan nimbrung belanja. Di situlah awal perkenalan kami. Kris orangnya cantik dan ramah. Kesan pertama yang aku rasakan, dia tidak sombong. Justru tampak luwes dan supel dalam bergaul. Tutur dan sapanya juga sopan. Ia mengaku hanya tinggal sendirian di situ. Tiga kali dalam seminggu, ada wanita paruh baya dari kampung belakang kompleks yang datang membersihkan rumahnya. Kalau suamiku jarang bertemu Kris, kayaknya sah-sah saja...