PIYAMBAKAN
Hari itu belum beranjak siang. Masih pagi. Masih juga jam 9 lebih sedikit. Tapi rasanya ubun2 kepalaku terasa panas gara-gara sengatan matahari pagi seperti sengatan tengah hari bolong. Begitu berada dalam taksi, barulah terasa kepala mendingin. Untung saja pendingin dalam taksi joss. Maksimal dinginnya. Sementara mama yang pagi itu kuantarkan, terlihat tenang bahkan terkantuk-kantuk merasakan semilir angin buatan dalam taksi. Pagi ini aku mengantarkan mama kontrol matanya setelah minggu kemarin dioperasi kataraknya. Entah jam berapa mama akan dipanggil. Nomor urut yang kertasnya kupegang bernomor 30, sementara nomor urut yang dipanggil baru berhenti diangka 5. Satu pasien di dalam ruang periksa makan waktu setengah jam. Jadi, mama masih lama dipanggilnya. Waktu terasa lambat menunggu panggilan, akhirnya HP yang jadi pelampiasan. Segala game yang ada di HP aku coba mainkan hingga aku bosan. Mama yang ada disebelahku matanya merem-melek, terkantuk-kantuk. Kebetulan ruang tunggu ruma...
Komentar
Posting Komentar