Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

SENGAJA AKU BERNYANYI UNTUK DIRIMU

Gambar
Berbekal alamat yang kudapatkan dari temannya temanku, aku menyusuri rumah Harnum. Rumahnya agak masuk ke dalam. Dari jalan besar, aku harus masuk kira-kira 300 meter ke dalam. Kata temannya temanku itu, rumahnya mudah dicari dan didapatkan. Rumah yang terasnya berjoglo. Tanyakan saja nama ibunya, semua orang di situ, para tetangganya, pasti mengenalnya. Aku sudah bersepakat sendiri tidak akan bertanya kepada siapa pun. Aku akan mencarinya sampai ketemu.             Sejak kutinggalkan kotaku ini, 10 tahun yang lalu, aku tak pernah lagi berhubungan dengan Harnum. Sempat memang aku mencarinya, melalui teman-teman yang masih domisili di kota kelahiranku. Mereka menemukan dan memberikan alamat, tapi mengapa berbeda dengan alamat yang diberikan temannya temanku tadi. Sejak aku bertugas di perbatasan, aku jarang pulang. Apabila sedang tidak bertugas, aku lebih banyak menghabiskan waktu di asrama yang ada di ibukota kabupaten. Boleh ...

PERSEMBAHAN UNTUKMU

Gambar
Vilicia mulai mengurangi kecepatan mobilnya begitu GMS, Gita Music Studio, terlihat dari ujung Jalan Tamborin. Sekolah musik milik Pranada Gita Nanda memang terletak di jalan ini. Keberadaannya di kota ini memang belum lama, namun murid-muridnya sudah bejibun.             Sebelum Vilicia berbelok ke parkiran sekolah musik tersebut, Sandrina, anaknya, kembali mempertanyakan kapan grand piano yang dijanjikan papanya akan dibelikan. Sambil menarik nafas kemudian menghembuskannya cepat-cepat, Vilicia segera memarkirkan grand livina metaliknya. Mobilnya tepat berada di tengah-tengah, di antara dua mobil yang sudah terparkir lebih dulu. Mata Sandrina menatap mata mamanya. Berharap jawaban pasti. Kali ini yang dilihat, justru mamanya sibuk membetulkan letak rambutnya yang agak berantakan melalui kaca spion dalam. Sebelum mematikan mesin mobil, mata Vilicia kini beralih melihat putri semata wayangnya dengan tatapan teduh.  ...