Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

SENGAJA AKU BERNYANYI UNTUK DIRIMU

Gambar
Berbekal alamat yang kudapatkan dari temannya temanku, aku menyusuri rumah Harnum. Rumahnya agak masuk ke dalam. Dari jalan besar, aku harus masuk kira-kira 300 meter ke dalam. Kata temannya temanku itu, rumahnya mudah dicari dan didapatkan. Rumah yang terasnya berjoglo. Tanyakan saja nama ibunya, semua orang di situ, para tetangganya, pasti mengenalnya. Aku sudah bersepakat sendiri tidak akan bertanya kepada siapa pun. Aku akan mencarinya sampai ketemu.             Sejak kutinggalkan kotaku ini, 10 tahun yang lalu, aku tak pernah lagi berhubungan dengan Harnum. Sempat memang aku mencarinya, melalui teman-teman yang masih domisili di kota kelahiranku. Mereka menemukan dan memberikan alamat, tapi mengapa berbeda dengan alamat yang diberikan temannya temanku tadi. Sejak aku bertugas di perbatasan, aku jarang pulang. Apabila sedang tidak bertugas, aku lebih banyak menghabiskan waktu di asrama yang ada di ibukota kabupaten. Boleh ...

PERSEMBAHAN UNTUKMU

Gambar
Vilicia mulai mengurangi kecepatan mobilnya begitu GMS, Gita Music Studio, terlihat dari ujung Jalan Tamborin. Sekolah musik milik Pranada Gita Nanda memang terletak di jalan ini. Keberadaannya di kota ini memang belum lama, namun murid-muridnya sudah bejibun.             Sebelum Vilicia berbelok ke parkiran sekolah musik tersebut, Sandrina, anaknya, kembali mempertanyakan kapan grand piano yang dijanjikan papanya akan dibelikan. Sambil menarik nafas kemudian menghembuskannya cepat-cepat, Vilicia segera memarkirkan grand livina metaliknya. Mobilnya tepat berada di tengah-tengah, di antara dua mobil yang sudah terparkir lebih dulu. Mata Sandrina menatap mata mamanya. Berharap jawaban pasti. Kali ini yang dilihat, justru mamanya sibuk membetulkan letak rambutnya yang agak berantakan melalui kaca spion dalam. Sebelum mematikan mesin mobil, mata Vilicia kini beralih melihat putri semata wayangnya dengan tatapan teduh.  ...
Gambar
CERMIN PERTAMA: Pada Kios Sayur-Mayur Bu Yani Aku terkejut, ketika sedang memilih sayuran, tiba-tiba didekati seorang wanita berparas ayu. Tidak hanya mendekat, tapi wanita itu juga menyentuh pundakku pelan. “Maaf Mas, kita pernah bertemu, kan?” sapanya sambil tersenyum. Aku tertegun melihatnya. Bingung sudah pasti. Dua hari yang lalu, katanya, dia bertemu denganku Sementara aku merasa tidak pernah bertemu dengannya. Kebingunganku terbaca olehnya. “Masa nggak ingat bertemu saya 2 hari yang lalu?” ucapnya lagi. Aku semakin bingung. Hingga wanita itu mengatakan, “Kita bertemunya malam hari. Sekitar jam 9, jam 10, kalau nggak salah.” Di tengah kebingunganku yang menggelayut, Bu Yani berkata, “Mana ingat si Mas ini, Mbak!” Mata kami berdua seperti dikomando melihat ke arah Bu Yani. “Mbak ini melihat Mas e dalam mimpinya, 2 hari yang lalu.” Bu Yani melihat aku.   “Ibu kok tahu mimpi saya?” tanya wanita itu heran. Bu Yani ditanya begitu hanya tersenyum. “Mas, coba ingat! Empat...

DIA YANG DI HATI

Gambar
*) Mengenang sahabatku Fredy Agung Nugroho yang berpulang kepada-Nya Kamis, 22 September 2016 pukul 4.30. Semoga kau damai dalam keabadian-Nya, aamiin.  Masa sekolah maupun kuliah selalu menciptakan suasana indah dan senang. Kenangan yang terangkai di bangku sekolah seakan tidak lekang oleh waktu yang mungkin saja tersapu masa. Dan, kenangan itu mengapung di pelupuk mataku ketika berdiri di depan teman-temanku SD.             Hari itu, kami berkumpul setelah hampir 30 tahunan lebih tak bersua secara fisik. Kalau pun kami masih terbingkai keakraban, sepantasnya kami harus berterima kasih kepada penemu facebook, whatsapp , dan BBM .             Sari mendaulatku untuk menyampaikan memori apa yang pernah membekas di SD dulu. Dari atas panggung mini, aku menyapu pandangan ke arah teman-temanku yang hadir. Mataku berhenti pada sosok berkacamata. Matanya tertuju kepada...