MENANTI ( LOVE YOU )
Seto hanya
termangu. Matanya membaca satu per satu ucapan yang masuk dikronologi
fesbuknya. Semua ucapan dibaca tanpa terkecuali. Entah kenapa, ada yang kurang
rasanya. Beberapa menit lagi, hari akan berganti. Tanggal pun pasti ikut
menyertai perubahan hari itu.
Seto terus
menyorot ucapan yang sudah masuk. Dia membaca perlahan kini. Dia berharap, di menit-menit
terakhir sebelum hari berganti, yang diharapkan menuliskan ucapan segera hadir.
Keasyikan membaca, Seto tak menyadari waktu dan hari yang sudah menyebrang
batas.
Hari baru
sudah hadir. Hari ini bukan selasa wage, melainkan sudah rabu kliwon. Pada ucapan
ketiga puluh lima yang dibacanya, Seto menyudahi. Yakin bahwa Amara tidak
mengirimkan ucapannya. Mata Seto meredup begitu melihat jam dindingnya sudah
menunjuk 00.31.
Dalam
kegelisahan hatinya menjelang tidur, Seto memutar kembali kenangan bersama Amara.
Waktu-waktu sebelumnya, nyaris Amara selalu menjadi orang pertama yang
mengucapkan selamat hari jadi kepadanya. Tak hanya di fesbuk, yang semua mata
bisa melihat. Bahkan melalui SMS pun Amara juga mengirimkannya. Namun kini,
ritual itu tiba-tiba berubah. Amara bukan orang pertama yang hadir memberinya
ucapan. Bahkan ketika hari sudah berganti pun, ucapan Amara tidak mampir di
lapak fesbuknya, juga pesan singkat HP-nya. Dalam kegelisahan hati menjelang
tidur, Seto terus berusaha mengingat semua keindahan yang terangkai bersama Amara.
Zzzzzz...zzzz....zzzzzz.....
Malam di hari yang berbeda, sudah membuai Seto dengan selimut malamnya yang
tebal. Seiring suksma dan raga Seto merebah, gemericik air memainkan suaranya
di atas genting-genting rumahnya.
Malam
semakin dingin. Hujan deras mengguyur, ditingkahi petir dan kilat menyambar.
Tak sedikit pun Seto terusik oleh guncangan alam yang mendera. Malam
membekapnya penuh kehangatan, di bawah selimut tebal serta suhu ruangan yang
tiba-tiba menyesuai otomatis. Pendingin ruangan di kamar Seto memang terbilang
baru. Canggih. Ia secara otomatis akan menyesuaikan keadaan. Jika panas
menyerang, pendinginan segera mendinginkan ruangan. Lain pula kalau dingin
terjadi karena hujan, seperti malam ini, alat pendingin ruangan akan secara
otomatis menghangatkan ruangan tidurnya.
Seto
terbangun mendadak gara-gara getaran kuat menyergap tubuhnya. Getaran kuat itu
bersumber dari HP yang digetarkannya sebagai alarm pembangun. Sekian detik
kemudian mengalunlah Immortal Love Songs
sebagai pelengkapnya. Paket komplit itu selalu membangunkan Seto setiap
paginya. Getaran dan lagu....
Disibaknya
perlahan selimut yang menutupi tubuhnya. Menggeser kepala ke atas sedikit,
kemudian menumpukkan kedua bantal di bawah kepalanya. Mata Seto menatap
langit-langit kamarnya siapa tahu ada wajah Amara di situ. Dalam temaram lampu
yang dihidupkan, Seto hanya bisa mendesah perlahan. Pikirannya terus dikecamuki
perasaan gelisah. Gelisah karena tak ada sapaan di hari lahirnya dari Amara.
Gelisah karena Amara tidak hadir dalam mimpinya. Seto kembali mendesah pelan.
Ia kemudian benar-benar menyibakkan selimutnya, bangkit dari tidurnya, dan
berjalan ke kamar mandi. Ia hendak mengadu kepada Tuhannya. Sebelumnya, ia
hendak bersuci, membersihkan tubuhnya supaya Tuhan menerima ibadah subuh yang
akan dijalankan.
Perasaan Seto terasa lebih longgar
selesai menyembah dan mengadu kepada Tuhannya. Di atas sajadah panjangnya, Seto
tetap duduk terpekur. Mulutnya masih komat-kamit memanjatkan pujian. Berharap
bahwa dengan mengadu pada-Nya, hatinya lebih tenang, lebih nyaman. Dan ketika
matanya terpejam, ia merasakan getaran halus menyentuh kalbunya terdalam.
Getaran halus itu mengeja ucapan love
you.. love you...love you. Itu yang berulang terdengar dalam kalbunya.
Mendengar ucapan itu, Seto tidak membuka matanya. Ia meresapi dua kata itu,
terus-menerus. Seakan tidak mau melepaskan. Seto baru membuka matanya setelah
mendengar alunan Ini Cinta. Ia memang
sengaja menyetel lagu itu setiap pukul 05.12 pagi, di HP Oppo A39 miliknya.
Begitu lagu
itu selesai, Seto mulai melipat sajadah panjangnya. Diraihnya Oppo A39 yang
tergeletak di meja, di samping tempat tidurnya. Beberapa hari ini, HP Oppo A39-nya
sengaja tidak dibawa kemana-mana. Seto sedang berkencan dengan HP barunya,
masih bermerk Oppo namun keluaran baru yang lebih canggih. HP yang barusan
bersuara itu dipegangnya. Ia langsung membuka aplikasi whatsapp. Ada banyak pesan masuk yang belum dibacanya. Matanya hanya bisa terbelalak menyaksikan dua
kata: love you yang dikirimkan Amara.
Dan Amara mengirimkan pesan itu dua menit selepas pukul 12 malam pada 10 Mei
sebelum banyak ucapan bertubi-tubi di kronologi fesbuknya.
Komentar
Posting Komentar