BUKAN PUJANGGA YANG MEMILIH HATIMU
Sejak
kapan, mulai kapan, Ravi bergabung dengan keempat teman ceweknya, ia kurang
paham. Lupa, tidak mengingat-ingat peristiwa apa yang melatarinya gabung.
Baginya, yang menyenangkan sekarang, ia ada dalam kesatuan cewek-cewek cantik
nan smart. Betapa nggak bangga ??
Brave selain berarti berani,
pemberani, secara tak sengaja merupakan inisial kelima anggotanya. Ravi ada di
dalamnya, menjadi bagiannya. Satu-satunya pria di antara keempat teman wanitanya.
BRAVE adalah Betris, Ravi, Ai Ling, Voni, dan Esthrie, kelimanya bersahabat,
rukun, guyub, dan kompak. Kompak untuk bersenang-senang, tapi tidak melupakan
tugasnya sebagai mahasiswa Universitas Sempe Wan.
Ada satu tradisi yang sudah berlangsung
lama di antara kelimanya, yaitu saling memberi kejutan saat salah satu dari
mereka berulang tahun. Tiap tahun, siapa pun yang berulang tahun akan menerima
kado yang berbeda. Kadang masing-masing memberikan kejutan sendiri-sendiri, tak
jarang keempat bergabung bersama memberi kejutan untuk satu orang yang berulang
tahun.
Januari
ini adalah hari kelahiran Eshtrie. Dia-lah yang membuka tahun ini dengan
kelahirannya. Berturut-turut Voni pada bulan Februari, Ravi di bulan April, Ai
Ling di bulan Mei, dan ditutup bulan November harlah Betris.
Suatu siang yang panas, 21 Januari,
keempat sahabat ini bersantai di halaman parkir fakultas. Ada pohon besar dekat
parkiran motor yang sering jadi tempat mereka duduk bersantai saat menunggu
kuliah berikut. Siang itu, sengaja Esthrie tidak diajak berkumpul karena
dia-lah target yang akan dikejutkan.
“Sekarang
kita mau beri kejutan sendiri-sendiri atau barengan?” tanya Betris kepada
ketiga temannya. Keempat sahabat ini saling berpandangan, sebelum Voni angkat
bicara memberi usul.
“Bagaimana
kalau kejutan untuk Esthrie, sendiri-sendiri saja,” ujar Voni. Ketiganya
langsung setuju, kepala ketiganya mengangguk-angguk.
“Deal ya.., untuk ultah Esthrie kita
memberi kado sendiri-sendiri. Memberi kejutan sendiri-sendiri juga,” tambah Ai
Ling. Meskipun kepalanya mengangguk setuju, tapi jidat Ravi mengerut, tanda ia
sedang memikirkan kejutan apa yang akan diberikan untuk Esthrie.
Sudah ada kesepakatan tidak tertulis
karena satu-satunya pria di Brave, Ravi tidak boleh menyuka salah satu dari
keempat perempuan yang ada. Soal hati dan perasaan siapa sih yang bisa
menghalangi? Itu juga yang dirasakan Ravi. Keseringan berkumpul dengan empat
perempuan cantik dan smart, pertahanan Ravi pun goyah. Ada panah yang siap
meluncur membawa amor ke salah satu sasaran.
Betris
sudah jadian dengan Toro, anak fakultas sebelah. Entah bagaimana PDKT keduanya.
Mungkin gara-gara sering bertemu di kantin kampus. Ai Ling, kemarin curhat pada
Ravi kalau ia ada hati pada Didun, kakak kelas mereka di fakultas. Ini juga
gara-gara Ai Ling rajin mengikuti kerohanian agamanya di fakultas. Keseringan
mengurus kegiatan rohani membuat Ai Ling tidak bisa berpaling dari Didun yang
memang ganteng. Adapun Voni dan Esthrie, keduanya sering hanya terlihat berdua
kalau Betris dan Ai Ling pergi bersama pasangannya. Sesekali Ravi ikut nimbrung
ingin tahu mengenai keduanya.
“Kalian
nggak nyari pasangan kayak Betris dan Ai Ling?” tanya Ravi suatu saat. Mendengar pertanyaan Ravi, keduanya tertawa
ngakak.
“Tidak!”
Jawab mereka serempak. “Kan ada Ravi?!” Keduanya langsung memeluk Ravi. Dipeluk
dua wanita ini membuat Ravi terdiam sekaligus ‘happy’. Kapan lagi, gumamnya.
Ada
yang aneh dari pelukan kedua teman wanitanya ini. Ravi merasakan ada deburan
jantung yang berdebur kencang. Siapa? Ravi belum mengetahuinya. Tak mungkin
juga ia memegang dada kedua wanita ini untuk mengetahui siapa yang berdebur
kencang jantungnya. Namun, Ravi tak bisa memungkiri bahwa amor yang sudah
terpasang di busur cintanya dan siap meluncur, sudah terkunci sasarannya.
Sasarannya itu tak lain Eshtrie. Dan Ravi sudah memastikan bahwa ia akan
meluncurkan amor-nya tepat di hari ulang tahun Esthrie. Ini kejutan yang akan
dibuatnya. Biarlah kesepakatan pertemanan dilanggarnya demi sebuah perasaan
cinta. Soal diterima atau tidak, menjadi urusan yang kesekian bagi Ravi. Yang
penting ungkapkan dan momennya tepat. Di hari ulang tahun Esthrie.
Pada
23 Januari malam, Ravi sengaja menunggu tengah malam, saat jarum jam
menggerakkan waktu menjadi 24. Ia hendak memberi kejutan pada Esthrie tepat jam
00.05. Ia yakin ketiga teman perempuannya baru akan mengejutkan Esthrie di
kampus atau setelah subuh. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini sudah dipelajari
Ravi. Ia akan mencuri start memberikan kejutan.
Sebuah
video klip musik sudah dilihat dan didengarkan seksama. Video klip ini sudah
diputarnya berulang kali sebelum hari-H- berlangsung. Ravi merasa yakin bahwa
kejutan ini pasti berbeda dengan yang akan dilakukan ketiga teman perempuannya.
Ravi menyadari keterbatasannya, namun sebuah video klip yang menampilkan lirik
lagu seperti yang diharapkan, sangat diyakininya dapat sebagai ungkapan
perasaan cintanya pada Esthrie. Ravi tersenyum ketika bersiap mengirimkan video
klip itu melalui ponsel dan memasangnya juga di akun facebook Esthrie. Srettt,
video klip Bukan Pujangga milik Base Jam
siap.
Tepat
jam 00.05 tanggal 24 Januari, ia kirimkan video klip itu kemudian buru-buru
meng-aplot pada akun facebook Esthrie, disertai ucapan selamat ulang tahun
tentunya. Suatu kebanggan baginya karena akun FB Esthrie belum dipenuhi ucapan
selamat ulang tahun dari teman-teman lain. Dengan suka rela Ravi terus memantau
FB Esthrie yang hingga jam 01.30 belum ada yang mengiriminya ucapan selamat
ulang tahun. Senyum puas tersampir di wajahnya. Ia pun tertidur sesudah
menjalankan misinya. Tidurnya nyenyak sampai pagi.
Ravi
terbangun gara-gara pintu kamarnya diketuk dari luar. Ravi memang kos dan
kamarnya merupakan sebuah paviliun yang berada di samping rumah induk si
pemilik. Dilihatnya waktu di ponselnya. Pukul 5 lebih dikit, ia pun bergegas
bangkit. Ada panggilan dari Tuhannya selain ketukan yang tadi membangunkannya.
Ketika membuka pintu kamarnya, suasana masih sepi. Tak ada siapa pun di luar.
Kepalanya berusaha mencari-cari siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Setelah
yakin tak dijumpai siapa pun, ia menutup pintu serta bergegas menuju kamar
mandi. Di sela-sela basuhan air di wajahnya, Ravi masih memikirkan siapa
gerangan yang mengetuk pintu kamarnya tadi.
Ravi
sudah menggelar sajadahnya. Bersiap menghamba. Sekilas ia melihat ponselnya
berkedip-kedip serta memunculkan suara deringan masuk. Diambillah ponselnya.
Sebuah kiriman video musik ada di dalamnya. Tanpa berita dari sebuah nomor yang
tidak dikenalnya. Hmm, gumamnya
perlahan, berusaha mengingat siapa pemilik nomor tersebut. Ah, sebaiknya aku salat dulu, baru mengurusi nomor ini, cetusnya
sendiri. Ravi pun lantas memasang silent mode supaya ibadahnya khusyuk.
Ucapan
doa sudah terlemparkan kepada Sang Khalik, saatnya ia hanya menunggu balasan
dari doanya kapan waktu. Ravi bersila di sajadahnya setelah mengambil
ponselnya. Sebuah pesan masuk dengan tertera nama Esthrie. Ada kalimat-kalimat
tertulis di situ.
“Terima
kasih video klip Bukan Pujangga-Base Jam, kirimanmu, aku bisa memaknai lirik yang kau maksud. Karena aku
juga tak pandai merangkai kata, dengarkan kirimanku juga ya, dari nomor
ponselku yang lain, yang pasti belum kamu simpan nomor itu. Hanya kamu yang
mengetahuinya. Sssst, jangan sampai Bet, Von, dan Ai, tahu perasaan kita.” Ravi
membuka link video Kupilih Hatimu-Ussy & Andika Pratama, yang dikirimkan Esthrie.
Doa
pagi Ravi langsung terkabulkan. Terima kasih
Tuhan, Kau kabulkan doaku, bisik Ravi perlahan. Bisik Ravi berlanjut, Semoga engkau memberikan hal-hal terbaik
untuk seseorang yang aku sayangi di hari kelahirannya. Semoga Esthrie selalu
Kau beri kemudahan menapaki kehidupannya, aamiin.
Komentar
Posting Komentar