Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

PENTI

Gambar
Peniti ♥ Hati             Jalan Damar Raya sore itu tidak seramai biasanya. Meskipun bisa melajukan mobil di atas kecepatan 60 km/jam tapi hal itu tak dilakukan Mudrik. Masih ada cukup waktu sebelum ia sampai studio. Sore ini ia kebagian siaran menjelang buka puasa. Bertepatan kepalanya memaling ke kiri melihat deretan penjaja takjil, mendadak sebuah motor memotong jalur jalannya. Mudrik yang terkejut berusaha membanting kemudi ke arah kiri. Malangnya, refleks bagusnya tidak berbuah manis. Motor yang nyelonong itu tertabrak dan pengemudinya langsung jatuh. Suara derit rem terdengar. Beruntung tak ada motor atau mobil di belakang mobilnya. Mudrik menarik nafas ketika mobilnya berhenti. Orang-orang yang sedang melihat-lihat penjaja takjil buru-buru berlari menolong pengendara motor yang jatuh itu. Sesudah di depannya tak terhalang lagi, Mudrik segera menepikan mobil. Ia segera turun menemui si pengendara motor.   ...

CA_MA

Gambar
CAKE MADU Daftar penceramah tarawih sudah terpasang di papan pengumuman masjid perumahanku. Tahun ini banyak penceramah dari luar yang diundang takmir masjid. Alhamdulillah. Itu artinya takmir masjid mulai berupaya sungguh-sungguh supaya siar islam disampaikan orang yang memang mumpuni dalam bidangnya. Tidak seperti ramadan sebelumnya ceramah tarawih diisi jemaah pria yang berkenan. Aku salah satunya. Dan rata-rata dari kami memang bukanlah ahli agama. Ceramah yang kami bawakan biasanya mengenai akhlak mulia, pengalaman hidup atau hal-hal spiritual hasil membaca berbagai referensi (alquran salah satunya). Niatnya memang untuk berbagi dan saling mengingatkan semata. Ada sedikit perasaan sedih tak bisa berbagi lagi dalam ceramah tarawih. Namun begitu aku menyadarinya dan coba membuang jauh-jauh perasaan itu. Beginilah cara Allah mengingatkan kami agar bergiat mendalami islam selama ramadan. Caranya? Menjadi pendengar ceramah tarawih yang baik. ***     ...

A.D.A.R.

Gambar
ASA DI AKHIR RAMADAN             Ades bertekad mengikuti i’tikaf di masjid. Ia barusan membaca selebaran mengenai i’tikaf di masjid depan pendopo pemkot. Meskipun sudah terlewatkan 2 malam, Ades tetap ingin menghabiskan akhir ramadan di masjid ini. Dilipatnya brosur itu kemudian disimpan dalam tas mukenanya. Ia mulai menenggelamkan diri dalam lautan doa. Matanya beranjak mengatup. Tangannya menengadah ke atas. Mulutnya mulai merapal doa-doa lembut dalam hati. Ketika bibirnya mulai melantun Bismillah, sekonyong-konyong ada beban yang menimpanya. Bubar semua kekhusyukan yang mulai diciptakannya. Matanya membelalak cepat. Dan kata astaghfirullah mendadak keluar dari bibir merah tipisnya. Seorang anak kecil berusia sekitar 3—4 tahunan menduduki kedua pahanya yang bersila. Kedua tangan anak itu mendekap tubuhnya. Kepala anak itu langsung membenam di dadanya yang debaran jantungnya mendadak cepat. Otaknya blank sebelum bereaksi ...

MK-26

Gambar
MALAM KEDUA PULUH ENAM “Idiih, ayah menangis. Ayah cengeng...,” anakku memergoki aku sedang menangis. Menjelang berbuka puasa di suatu ramadhan, saat itu aku sedang memegang dan membaca buku berjudul Dahaga. Sebelumnya kulihat anakku sedang asyik di depan komputer, browsing tentang lailatul qodar . Istriku sedang di belakang menyiapkan menu berbuka untuk kami sekeluarga. Aku jelas kaget tiba-tiba dia mengatakan aku sedang menangis. Kukatakan padanya aku tidak menangis namun terharu. “Kalau ayah menangis tentu air matanya mengalir deras. Emang Abel lihat air mata ayah banyak yang keluar?” tanyaku padanya. Anakku hanya menggelengkan kepalanya. “Tapi benar kan, ayah menangis walaupun air matanya cuma dikit ?” Pertanyaannya hanya ingin mempertegas keadaanku saat itu. Aku memeluknya dengan hangat, kemudian mengajaknya bicara. Hari itu hari minggu. Setelah seharian kami disibukkan tugas masing-masing, sore itu sekitar jam setengah lima aku sengaja bersantai sambil membaca buku Da...